Pasanganmu Bukan Dukun!

Pasanganmu Bukan Dukun!

Familiar sama skenario ini?

“Lo tuh baik, perhatian, tapi… kok ya harus selalu gue yang minta dulu? Gue capek, tau nggak? Capek harus bilang, “Aku lagi sedih nih…” baru lo nanya, “Kenapa? Ada apa?” Kaya… emang nggak bisa liat sendiri apa?

Gue udah lemes di kasur, muka pucet, mata sembap, lo malah asik main game. Gue sebel, tapi gue diam, pengen lo ngeliat sendiri, tanya sendiri. Eh, ujung-ujungnya gue yang harus ngomong, “Aku lagi nggak enak badan…” baru lo buru-buru beliin obat.”

Sabar, tarik napas dulu. Situasi kayak begini bukan berarti dia nggak peduli. Seringnya, dia betul-betul nggak tahu apa yang salah. Inilah kenyataan sederhana yang sering kita lupakan: pasangan kita bukan dukun yang bisa baca pikiran.

Kenapa Kita Sering Main Kode-kodean?

Kita semua pasti pernah, berharap dimengerti tanpa perlu menjelaskan. Mungkin karena kebanyakan nonton drama yang romantisnya kebangetan, atau mungkin karena kita takut dicap ribet dan malah memicu pertengkaran. Apa pun alasannya, pola ini jelas melelahkan.

Tapi, pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa kebiasaan ini seolah sudah jadi refleks?

Penting Dibaca Dulu: Bagian di bawah ini bertujuan untuk bahan renungan, bukan untuk mendiagnosis diri sendiri atau orang lain ya. Setiap orang dan hubungan itu unik. Kalau kamu merasa isu ini sangat mengganggu, jangan ragu untuk ngobrol dengan psikolog atau konselor profesional.

Melihat Sedikit ke Belakang: Ada Apa dengan Pola Asuh?

Kadang, cara kita berkomunikasi dengan pasangan itu berakar dari pengalaman masa kecil. Bukan untuk menyalahkan siapa pun, tapi untuk lebih kenal dengan diri sendiri. Dalam dunia psikologi, ini ada kaitannya dengan Teori Kelekatan (Attachment Theory).

  • Kalau Kamu Cenderung Cemas (Anxious Attachment): Mungkin kamu sering butuh kepastian dari pasangan. Harapan agar dia “membaca pikiran” bisa jadi adalah caramu untuk menguji, “Dia masih peduli nggak ya?” tanpa harus menanggung malu kalau ditolak. Ini wajar kok, apalagi jika dulu kamu terbiasa harus “berjuang” untuk dapat perhatian.
  • Kalau Kamu Cenderung Menghindar (Avoidant Attachment): Atau mungkin kamu kebalikannya? Sangat mandiri dan nggak suka menunjukkan perasaan. Saat pasangan memberi ‘kode’, kamu mungkin bingung dan berharap dia bisa bicara langsung. Obrolan emosional yang berbelit-belit terasa rumit bagimu.

Intinya, mengenali kecenderungan ini bukan untuk menghakimi diri, tapi untuk memberi kita kekuatan. Dengan sadar, kita bisa memilih respons yang lebih sehat.

Cara Jitu Biar Obrolan Nggak Jadi Bumerang

Oke, sekarang kita sudah lebih paham akarnya. Terus, ngomongnya gimana biar enak? Anggap saja ini latihan kecil.

Langkah 1: Lihat Dulu Situasi & Kondisi (Sikon)

Jangan asal “tubruk”. Jangan mulai obrolan serius saat kalian berdua lagi capek atau lapar. Pilih waktu yang adem, saat kalian lagi santai dan bisa fokus satu sama lain.

Langkah 2: Ganti “Kamu Sih…” dengan “Aku Ngerasa…”

Ini kunci komunikasi yang paling ampuh. Daripada menyalahkan, ceritakan perasaanmu.

  • Hindari: “Kamu tuh ya, main HP terus!”
  • Coba ini: “Aku ngerasa kesepian deh kalau kita lagi bareng tapi kamu asyik sendiri sama HP.”

Rasanya beda, kan? Kalimat kedua lebih membuka diskusi daripada memancing pertahanan diri.

Langkah 3: Jangan Ngawang, Langsung ke Intinya

Setelah bilang perasaanmu, kasih tahu juga maumu apa. Jangan biarkan dia menebak-nebak lagi.

  • Lanjutkan kalimat tadi dengan: “…Boleh nggak kalau setengah jam ke depan, HP-nya kita simpan dulu? Aku kangen ngobrol.”

Permintaan yang jelas jauh lebih gampang dipenuhi daripada sindiran.

Langkah 4: Kasih Apresiasi Biar Dia Makin Semangat

Kalau dia mendengarkan dan berusaha, jangan diam saja. Kasih pujian tulus.

“Makasih ya udah mau ngertiin aku. Aku senang banget deh.”

Pujian sederhana ini bisa membuatnya merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk melakukannya lagi di kemudian hari.

Dirawat Bukan Diterawang

Memang pada akhirnya tidak ada hubungan yang sempurna. Hubungan yang hebat itu bukan tiba-tiba bisa tahu banyak hal yang tidak seperti dapat kekuatan dari ilmu gaib. Ia tidak ditemukan dari hasil terawangan dukun, tapi ditumbuhkan dan diusahakan lewat obrolan terbuka, kesabaran untuk mengerti, dan niat baik untuk saling menjaga perasaan.

Komunikasi terbuka bukanlah tanda lunturnya cinta, tapi justru bukti bahwa cinta itu hidup dan dirawat dengan baik.

Jadi, sudah siap merawat hubunganmu dengan obrolan, bukan dengan terawangan?

Pratama Dian F Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Archieved